Tata Janeta. (VIVAnews/Heryu Nandiasa)
VIVAlife - Perpisahan tak selalu menimbulkan dampak psikologis positif. Demikian juga dengan Tata Janeta yang baru bercerai sebulan lalu dengan suaminya Efran Fitrianto. Sebagai perempuan yang terbiasa bersama suami, ada masanya ia merasa sendiri dan merindukan kebersamaan itu.
"Saat lagi enjoy sama anak-anak nggak terasa. Tapi ada momen kita perempuan, punya perasaan. Nggak munafik, saat sendiri tiba-tiba ingat momen-momen bersama," ungkapnya. Namun, Tata optimistis perasaan itu akan hilang dengan sendirinya, seiring dengan waktu.
Jika sudah merasa kesepian, biasanya ia mencari kesibukan. Berkumpul bersama teman-teman. Itu saja sudah bisa membuatnya lupa akan kesendirian. Ini juga yang membuatnya terlihat kuat sebagai single parent. Tata juga sudah menasbihkan diri sebagai fighter.
"Saya seorang wanita yang bekerja keras. Saya perempuan, punya dua anak, berjuang sendirian, tapi nggak melupakan kodrat sebagai ibu. Di sela-sela kesibukan tetap harus perhatian sama anak," tuturnya. Meski begitu, ia mengaku tak trauma akan kegagalan pernikahannya yang terdahulu. Ia masih percaya pada laki-laki, dan berjanji akan membuka diri.
Menurutnya, perceraian bisa terjadi pada siapa saja. Sehingga jika mendadak ia tak percaya laki-laki, akan menjadi justifikasi yang tak adil. "Sekarang belum ada orangnya (laki-laki yang tepat), tapi kalau buka diri Insya Allah, harus ya," ia menambahkan.
Lagipula, membuka diri dan membiarkan laki-laki lain hadir bagi Tata bisa menjadi obat penyembuh rasa sepinya.
Selama ini, ia masih berhubungan baik dengan mantan suaminya. Apapun soal anak, keduanya akan menurunkan ego masing-masing. Tata sangat mengerti anak-anaknya masih butuh sosok ayah. "Aku nggak menutup pintu kalau ayahnya mau datang, kapanpun bisa ketemu dan membawa anaknya. Begini justru lebih baik dari sebelumnya, lebih nyaman," tuturnya. (eh)