"47 Ronin", Dendam yang Dibalut Cinta dan Sikap Kesatria




Film 47 Ronin. (47roninmovie.co.uk)




Film 47 Ronin. (47roninmovie.co.uk)



VIVAlife - Tak ada yang tahu dari mana asal Kai (Keanu Reeves). Ia mendadak hadir di sebuah hutan yang berada di bawah lindungan wilayah Kerajaan Ako. Kepalanya penuh baret luka. Orang-orang menyebutnya keturunan iblis.


Kai nyaris dibunuh, namun kuasa Tuan Asano (Min Tanaka), pemegang tampuk kepemimpinan tertinggi di Ako, menyelamatkannya. Ia dibesarkan di lingkungan kerajaan, meski hanya menjadi pesuruh rendahan karena statusnya yang “darah campuran”.


Beranjak dewasa, Kai tumbuh bersama Mika (Ko Shibasaki), putri Asano. Ada benih cinta di antara mereka. Namun apa daya, ia bagai pungguk merindukan bulan. Hubungannya dengan Mika takkan mungkin direstui. Tak seorang pun memandang Kai.


Apalagi oleh kelompok Samurai yang dikepalai Oishi (Hiroyuki Sanada). Bagi mereka, Kai sama sekali tak pantas menyandang pedang. Ia hanya seorang hina.


Sampai suatu waktu, kondisi Ako berubah. Makhluk-makhluk gaib menyerang wilayah yang mulanya tenteram itu. Kekuatan sihir pun terselip di antaranya. Rupanya, semua itu dikerahkan Tuan Kira (Tadanobu Asano) yang berniat menguasai Ako.


Ia sukses mengacau. Akibat pengaruh sihir, kehormatan Asano dipertaruhkan. Di hadapan Shogun, penguasa tertinggi Jepang, ia bunuh diri secara terhormat. Ako runtuh. Shogun menyerahkannya ke tangan Kira, tanpa tahu betapa licik pria itu.


Oishi dan pasukan samurainya pun terbuang. Mereka menjadi ronin, samurai tanpa tuan. Setahun lamanya, Oishi diasingkan dalam lubang bawah tanah. Pasukannya semburat entah ke mana.


Kai dijual ke sebuah kapal bernama Pulau Belanda. Ia menjadi budak di sana. Setiap hari, Kai harus bertaruh nyawa melawan sosok-sosok yang menantangnya dalam sebuah arena. Sedangkan Mika, harus melewati setahun masa berduka untuk kemudian diperistri Kira.


Dan ketika setahun nyaris lewat, para ronin bangkit. Oishi dikeluarkan dari lubang, lalu dibuang ke jalanan. Hanya perlu waktu beberapa hari baginya untuk memulihkan tubuh dan menyusun strategi. Ia mendatangi Kai di Pulau Belanda, meminta bantuannya menyelamatkan Mika.


Para samurai dikumpulkan. Semua berjumlah 47. Satu tekad mereka: membalaskan dendam Asano. Mengembalikan kewibawaan Ako. Perjuangan mereka diwarnai intrik lantaran Oishi memasukkan Kai dalam kelompok samurai. Kai sendiri harus melawan iblis di masa lalunya.


Namun bagaimanapun, mereka harus bersatu. Berhasilkah? Kalaupun berhasil, mereka masih harus menghadapi hukuman Shogun karena sudah melawan perintah untuk tidak membalas dendam. Lantas, bagaimana nasib 47 ronin itu? Akankah Kai dan Mika disatukan cinta?


Efek Sempurna


Sesungguhnya, kisah film garapan sutradara Carl Rinsch ini mengusung tema klasik. Dendam dan cinta yang melandasi sebuah pertarungan antara hidup atau mati. Namun akting Keanu Reeves dan Hiroyuki Sanada patut dipuji. Meskipun, yang ditampilkan Reeves mengingatkan penonton pada film Last Samurai yang juga dibintanginya.


Dalam diamnya, sorot matanya, dan tindak tanduknya Reeves mampu menyiratkan sikap kesatria yang terpendam. Begitupula dengan Sanada. Mimik kerasnya ternyata dibalut dengan kebesaran hati dan kelapangan dada. Yang menonjol lagi, adalah akting Rinko Kikuchi sebagai penyihir. Ia mampu menguarkan aura kejahatan hanya dari tatapan mata dan gerak bibir.


Meski alur ceritanya bisa ditebak, efek gambar dalam film ini cukup memuaskan. Tak sia-sia tim produksi mengundurkan jadwal tayang film untuk menambah efek 3D. Kelebatan sihir, korban-korban tebasan pedang samurai, semua ditampilkan dengan sempurna.


Rinsch mampu menampilkan kembali sejarah nyata tentang 47 ronin yang terkenal di Jepang, berbalut modernitas teknologi. Meski sebelumnya sudah ada film-film bertema sama, 47 Ronin kali ini cukup memikat. Terutama, dengan kehadiran Reeves.


Ini bisa menjadi tontotanan rekomendasi untuk liburan Natal Anda, karena 47 Ronin sudah bisa disaksikan di bioskop-bioskop Indonesia. Penonton akan “tersirep” kekuatan cinta, keteguhan hati, dan heroisme sikap kesatria dalam film ini. Tetapi, Rinsch juga menyelipkan gimmick yang mampu membuat tertawa. Selamat menonton.