Ezza Gionino Sangkal Kesaksian Rasti di Persidangan




Ardina Rasti beberkan kronologi penganiayaan di sidang Ezza Gionino. (VIVAnews/Muhamad Solihin)




Ardina Rasti beberkan kronologi penganiayaan di sidang Ezza Gionino. (VIVAnews/Muhamad Solihin)



VIVAlife - Setelah saling perang pernyataan di media, karena kasus dugaan penganiayaan, Ardina Rasti dan Ezza Gionino akhirnya bertemu untuk pertama kalinya di persidangan.

Rabu, 10 April 2013, Rasti menjadi saksi pertama dalam kasus penganiayaan dengan terdakwa Ezza di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ia membeberkan kronologi kekerasan yang ia terima dari Ezza pada 10 Juli 2011 dan 8 Juni 2012.


Dengan gamblang, Rasti menuturkan sekaligus sesekali mempraktikkan, bagaimana percekcokannya dengan Ezza dimulai, hingga terjadi kekerasan fisik.


Kejadian pertama, tutur Rasti, ia sampai pingsan karena pukulan Ezza. Rasti mengaku sempat terjatuh dan ditendang berkali-kali. Begitu sadar, ia sudah berada di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit JMC, kawasan Buncit, Jakarta Selatan.


Sementara itu, kejadian kedua, Rasti mengaku kepalanya dijedotkan berkali-kali ke ujung tempat tidur dan lehernya dicekik.


Mendengarkan pengakuan Rasti yang dibeberkan dengan sangat tenang dan penuh kontrol diri itu, Ezza terlihat beberapa kali tersenyum. Ia selalu memandang mantan kekasihnya saat memberikan kesaksian di "kursi panas" persidangannya.


Saat kesaksian itu berakhir, dengan santai Ezza menyebutkan apa yang dikatakan Rasti seluruhnya bohong belaka. "Semuanya bohong. Dari kejadian pertama, kedua, semua bohong," ujarnya tegas.


Saat dikonfirmasi kepada Rasti, ia mengaku tak masalah dengan apa pun pernyataan bintang sinetron "Putih Abu-abu" itu. Menurut dia, Ezza punya hak untuk mengatakan apa pun.


"Yang namanya penganiaya dan berani melakukan kekerasan pada perempuan, yang pertama dilakukan pasti berbohong, dan tidak akan mengakui sampai kapan pun," ujarnya ditemui usai sidang.


Rasti menambahkan, dia sudah terbiasa sejak awal mendengar Ezza tak mengakui kesalahannya. "Jelas, cuma itu yang bisa dia lakukan. Namanya pelaku penganiayaan, pasti tidak mengakui kesalahannya, itu sudah jelas," imbuhnya.


Bintang film "Virgin" itu memilih menyerahkan segalanya pada majelis hakim dan proses hukum yang sedang berjalan. Ia melihat Ezza hanya sebagai laki-laki yang telah menganiaya perempuan dan tak mau mengakui kesalahannya.


Padahal, saat diputarkan rekaman suara yang sengaja diambil Rasti melalui iPhone-nya saat kejadian penganiayaan kedua 8 Juni 2012 di kawasan Bintaro, Ezza mengakui bentakan kasar di rekaman itu adalah suaranya. Ketika majelis hakim meminta rekaman itu diputar di depan persidangan, ia hanya mengangguk mengakuinya.


"Dia mengakui kok itu suara dia, kok lalu dia bilang itu bohong. Jelas saya tahu itu memang suara dia," komentar Rasti. (art)