Dukungan bagi tragedi nahas pesawat Malaysia Airlines MH370. (Reuters)
VIVAlife - Sebuah perusahaan film asal Australia menghentikan pra produksi film mereka, Deep Water. Itu dilakukan menyusul kabar terakhir mengenai nasib pesawat Malaysia Airlines MH370.
Deep Water dianggap memiliki kisah yang mirip dengan peristiwa yang menimpa MH370. Film yang diproduksi oleh Arclight Films itu bercerita tentang penerbangan pesawat dari China yang menghilang secara misterius dan jatuh di laut terpencil.
Para penumpang di pesawat itu kemudian harus menghadapi hiu-hiu kelaparan setelah pesawat mulai tenggelam. Meski tak tahu persis apa yang menimpa MH370 dan penumpangnya, pembuatan film serupa di tengah duka dinilai kurang etis.
“Karena kepekaan terhadap situasi yang dihadapi keluarga korban MH370, kami memutuskan untuk menghentikan pra produksi sementara ini,” ujar direktur Arclight Film, Gary Hamilton kepada The Hollywood Reporter.
Pernyataan itu dibuat segera setelah Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak mengungkapkan analisis terbaru soal nasib MH370. Setelah hilang selama dua minggu, pesawat itu dinyatakan "berakhir" di Samudera Hindia bagian Selatan. Tidak ada penumpang yang selamat.
Pihak produser film pun tak bisa menyangkal keanehan yang terjadi antara produksi filmnya dengan kehidupan nyata. Namun, ia bersikeras bahwa filmnya ini sangat berbeda.
“Persamaan cerita dan waktu adalah hal yang menarik. Saya bisa melihat anekdot bahwa dua hal itu saling terhubung. Itu rumit,” ujar Alister Grierson, sang sutradara, sehari sebelum adanya kepastian kabar soal nasib akhir MH370, seperti dilansir laman Daily Mail.
Alister melanjutkan, Deep Water adalah film yang berkisah soal mengenai kecelakaan pesawat terbang dan usaha penyelamatan diri agar tetap hidup. Kebetulan, kecelakaan terjadi di tengah lautan.
Alister dan Archlight Films memulai pra produksi film Deep Water di Village Roadshow Studios, Queensland pada minggu sebelum insiden MH370 terjadi. Tidak jelas kapan pra produksi akan dilanjutkan. Yang jelas, film tidak mennunda jadwal tayangnya: dua tahun mendatang.
Menariknya, ini bukan pertama kalinya Alister harus membatalkan proyek karena bencana yang mirip dengan cerita dalam filmnya. Sebelumnya, ia bermasalah dengan film Sanctum. Dua minggu setelah dirilis pada 2010, Australia dilanda banjir dahsyat.
Banjir itu bahkan menghancurkan seluruh wilayah Queensland dan Northern New South Wales. Sanctum sendiri, berkisah tentang ekspedisi penyelaman dalam gua, yang tentu juga melibatkan upaya penyelamatan dalam air. (adi)